Komite Sekolah SD Negeri Giritirta

Rabu, 16 Mei 2012

HARI KARTINI

"HABIS GELAP TERBITLAH TERANG", SEBUAH PEMIKIRAN DAN ROMAN KEHIDUPAN PEREMPUAN

Awalnya, buku -yang mungkin telah anda baca iitu, memiliki halaman yang cukup tebal.
Kumpulan surat-surat RA Kartini yang diterbitkan pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht, dan disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran" dan diterbitkan oleh Balai Pustaka itu, oleh Armijn Pane pada 1938 disajikan dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya.

Pane membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini.
Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan.

UJIAN NASIONAL YANG RAMAH DAN NYAMAN



CIPTAKAN UN YANG RAMAH DAN NYAMAN BAGI ANAK, 
JANGAN BUAT KONDISI MENCEKAM

Ujian Nasional (UN) bagi siswa  ini harus bisa dinikmati pelajar. Salah satu syaratnya jangan dibuat kondisi yang mencekam di ruang kelas. Guru dan pelaksana hendaknya menciptakan situasi yang nyaman.

Kondisi yang nyaman ini penting, agar siswa bisa mengerjakan soal dengan tenang tanpa tekanan. UN, sebagai salah satu mekanisme evaluasi adalah bagian dari proses pendidikan, dan itu biasa. Jangan dibuat mencekam seolah ini segala-segalanya.
"Pelaksanaannya hendaknya ramah anak, tidak membuat kondisi mencekam yang justru membuat kondisi psikologis anak tertekan,"


MAJALAH MANDIRI, EDISI I/MARET 2012